Minggu, 14 Juni 2009

lichenes

Jamur Lichenes-Indikator Pencemaran Udara

Jamur Lichenes merupakan jamur yang sering disebut sebagai jamur kerak, karena jamur ini merupakan simbiosis antara fungi dan alga yang membentuk lumut kerak atau lichenes. Jamur lichenes mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan, salah satunya ada lah sebagai indikator pencema ran udara . Hal ini diakibatkan zat -zat berbahaya seperti logam berat , fluorida , pestisida, radioaktif, dan zat berbahaya lainnya dapa t mempenga ruhi per tumbuhan koloni Lichenes (Dr s. Sudjino, M.S.,dkk., 2005). Kenapa bisa koloni lichenes dapat tumbuh dangan adanya zat-zat berbahaya seperti itu?

Morfologi dalam (anatomi) dari Jamur Lichenes sebagai berikut:
Struktur morfologi dalam diwakili oleh jenis foliose, karena jenis ini mempunyai empat bagian tubuh yang dapat diamati secara jelas yaitu.
- Korteks atas, berupa jalinan yang padat disebut pseudoparenchyma dari hifa jamurnya. Sel ini saling mengisi dengan material yang berupa gelatin.
Bagian ini tebal dan berguna untuk perlindungan.
- Daerah alga, merupakan lapisan biru atau biru hijau yang terletak di
bawah korteks atas. Bagian ini terdiri dari jalinan hifa yang longgar.
Diantara hifa-hifa itu terdapat sel-sel hijau, yaitu Gleocapsa, Nostoc,
Rivularia dan Chrorella. Lapisan thallus untuk tempat fotosintesa disebut
lapisan gonidial sebagai organ reproduksi.
- Medulla, terdiri dari lapisan hifa yang berjalinan membentuk suatu bagian
tengah yang luas dan longgar. Hifa jamur pada bagian ini tersebar ke
segala arah dan biasanya mempunyai dinding yang tebal. Hifa pada bagian
yang lebih dalam lagi tersebar di sepanjang sumbu yang tebal pada bagian
atas dan tipis pada bagian ujungnya. Dengan demikian lapisan tadi
membentuk suatu untaian hubungan antara dua pembuluh.
- Korteks bawah, lapisan ini terdiri dari struktur hifa yang sangat padat dan
membentang secara vertikal terhadap permukaan thallus atau sejajar
dengan kulit bagian luar. Korteks bawah ini sering berupa sebuah akar
(rhizines). Ada beberapa jenis lichenes tidak mempunyai korteks bawah.
Dan bagian ini digantikan oleh lembaran tipis yang terdiri dari hypothallus
yang fungsinya sebagai proteksi.
Manfaa t Lichenes dia t a s merupakan manfaa t yang sangat ba ik apabila
set iap or ang mau mengama t i lingkungan khususnya tumbuhan Lichenes ter sebut .
Dengan begitu ma sya raka t akan t ahu bahwa da erah yang mereka tempat i ter sebut
keada an uda ranya ba ik a t au buruk dengan ca r a meliha t jamur lichenes tumbuh
a t au t idak dan bia sanya jamur t er sebut tumbuh pada ba t ang sua tu tumbuhan
dikotil.
Jamur Lichenes membuat saya tertarik dan bertanya -tanya senyawa apakah
yang terkandung dida lam jamur ter sebut . Sebagai mahasiswa jurusan kimia , saya
ingin t ahu senyawa apakah itu dan mengapa senyawa itu bisa bereaksi dengan
udara/zat yang ganas sehingga t erbentuklah koloni dari jamur lichenes. Mungkin
dariana tomi jamur Lichenes yang t er tulis diatas itu dapat kita teliti lebih lanjut
apakah za t -za t penyusunnya dan mengapa za t itu bisa menanggapi rangsang
berupa udara /zat berbahaya? Dari rasa penasaran inilah terbesit dalam pikiran
saya apakah bisa senyawa dida lam jamur lichenes ter sebut kita ekstrak atau
membuat sendiri senyawa yang sama untuk dibuat sebuah objek/benda indikator
dari senyawa -senyawa tersebut sehingga benda tersebut dapat kita gunakan
sebagai alternatif untuk mengetahui tingkat polusi udara disuatu daerah.
Alangkah bahagianya jika semua orang bisa tahu dengan keadaan udara didaerah
mereka , sehingga mereka dapat mawas diri dan berhati-hati agar tidak terlalu
sering menghirup udara-udara berbahaya seperti itu. Dengan begitu tingkat
kesehatan masyarakat Indonesia bisa bertingkat . Perlu diingat bahwa penyebab
utama timbulnya suatu penyakit adalah makanan yang tidak sehat dan
lingkungan khususnya keadaan udara yang sudah banyak terkontaminasi oleh
adanya zat-zat berbahaya.

makalah thalophyta

KATA PENGANTAR

Kami bersyukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah Struktur dan Perkembangan Thallophyta {Ganggang (Alga), Jamur (Fungi), Lumut Kerak (Lichenes)} dengan baik.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan banyak terima kasih kepada:
Dra. Ngadiani, M.Kes. selaku dosen mata kuliah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Dan semua pihak yang telah membantu kami, sehingga dapat menyelesaikan Makalah Struktur dan Perkembangan Tumbuhan ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat berharap adanya saran dan kritik demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini.
Walaupun demikian adanya, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
I. PENDAHULUAN

Thallophyta adalah tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang jelas dan thallophyta merupakan tumbuhan yang berthalus termasuk diantaranya adalah golongan jamur / fungi, bakteri dan ganggang / alga. Yang termasuk golongan Thallophyta adalah ganggang (alga), jamur (fungi), dan lumut kerak (lichenes).
Alga merupakan kelompok organisme yang bervariasi baik bentuk, ukuran, maupun komposisi senyawa kimianya. Alga ini tidak memiliki akar, batang dan daun sejati. Tubuh seperti ini dinamakan talus. Alga bereproduksi dengan aseksual dan seksual. Alga adayang hidup secara soliter dan berkoloni.
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
Lichenes (lumut kerak) merupakan gabungan antara fungi dan alga sehingga secara morfologi dan fisiologi merupakan satu kesatuan. Lumut ini hidup secara epifit pada pohon-pohonan, di atas tanah terutama di daerah sekitar kutub utara, di atas batu cadas, di tepi pantai atau gunung-gunung yang tinggi. Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara, yaitu :
Secara Vegetatif, Aseksual,dan Seksual
BAB II

II. STRUKTUR TUBUH THALLOPHYTA
1. STRUKTUR TUBUH ALGA
Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, alga dikelompokkan menjadi 6 fillum yaitu:

Pigmen lain yang terdapat di dalam sel-sel alga adalah:
Fikosianin = warna biru;
Xantofil = warna kuning;
Karoten = warna keemasan;
Fikosantin = warna pirang;
Fikoeritrin = warna merah.

1) Struktur tubuh alga hijau (Chlorophyta)
a. Chlamydomonas
Alga hijau yang uniseluler dan hidup soliter.

http://images.google.co.id/images?um=1&hl=id&q=chlamydomonas&btnG=Cari+Gambar
Chlamidomonas
Bentuk sel bulat telur, memiliki 2 flagel sebagai alat gerak, terdapat 1 vacuola, satu nukleus dan kloroplas. Pada kloroplas yang bentuknya seperti mangkuk terdapat stigma (bintik mata) dan pirenoid sebagai tempat pembentukan zat tepung.

b. Volvox
Clhorophyta berbentuk koloni.

https://www.msu.edu/course/bot/423/Volvox.jpg
Volvox adalah salah satu spesies ganggang hijau yang berbentuk koloni. Koloni Volvox berbentuk menyerupai bola. Pada sel-sel vegetatif bagian tepi berflagel dua. Koloni sel tersebut dihubungkan satu dengan yang lain melalui benang-benang sitoplasma. Koloni berbentuk bola jumlah antara 500 – 5000 buah. Tiap sel memiliki 2 flagel dan sebuah bintik mata. Koloni merupakan bola berlubang, yang dindingya terdiri atas ratusan atau ribuan sel-sel biflagelata yang terjalin dalam suatu matriks bergelatin. Sel-sel itu umumnya dihubungkan oleh untaian sitoplasma; jika diisolasi, sel-sel ini tidak dapat bereproduksi. Koloni besar yang terlihat di sini akhirnya akan melepaskan kolono “anak” berukuran kecil di dalamnya. Volvox hidup di air tawar misalnya di sawah atau di kolam.

c. Spyrogyra
Chlorophyta berbentuk benang.

http://biology.unm.edu/ccouncil/Biology_203/Images/Non-floweringPlants/Spirogyra2.jpeg
Spyrogyra
Spirogyra genus dari ganggang hijau dari ordo Zygnematales. Ia biasa ditemukan di air tawar. Spirogyra mampu berfotosintesis, memiliki sel eukariotik. Pigmen utama yang dikandung alga hijau adalah klorofil. Tubuhnya berbentuk filamen yang tidak bercabang. Panjang tubuhnya mencapai 1 kaki (30,48 cm). Benang tersusun oleh protoplasma yang transparan dan setiap sel memiliki 1 atau lebih kloropas yang memanjang dari ujung ke ujung berbentuk spiral. Pada kloropas yang berbentuk pita terdapat pirenoid. Pirenoid tersebut dikelilingi oleh butiran tepung. Bentuk tubuh seperti benang, dalam tiap sel terdapat kloroplas berbentuk spiral dan sebuah inti.
Sel spirogyra memiliki inti yang terletak di tengah, sitoplasmanya terbungkus oleh dinding sel, serta memiliki vakuola yang besar. Lapisan gelatin yang tipis melindungi seluruh sel sehingga memberikan karakter tertentu pada spirogyra. Pada siang hari, fotosintesis berlangsung cepat dan oksigen yang dihasilkan disimpan diantara filamen. Pada saat itu, Spirogyra akan naik ke permukaan air. Pada malam hari, oksigen dilarutkan kembali ke dalam air.
http://id.wikipedia.org/wiki/Spirogyra
d. Ulva lactuca,
Chlorophyta berbentuk lembaran. Multi seluler.

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/4a/Ulva_lactuca_-_Sowerby.jpg/240px-Ulva_lactuca_-_Sowerby.jpg
Chlorophyta ini adalah alga berbentuk lembaran yang terdiri atas dua sel. Diantara ganggang hijau lainnya, sangat subur di area di mana ada banyak nutrisi yang tersedia. Ganggang ini ditemukan di dasar perairan laut dan menempel di dasar dan menempel di batu, Ulva berwarna hijau ke hijau gelap, bentuk seperti lembaran daun.
2) b. Struktur tubuh alga coklat (Phaeophyta)
Contoh:
a.2. Laminaria

http://www.whaledolphintrust.co.uk/whales_dolphins/images/SeaweedStructure_W.jpg

http://phycology.mlml.calstate.edu/images/Canopy.jpg
Seewead (rumput laut) atau disebut alga coklat adalah rumput laut yang berukuran besar. Suatu thallus rumput laut yang khas terdiri dari suatu holdfast yang menyerupai akar, dan suatu stem / stipe yang menyerupai batang, yang menopang blade yang menyrupai daun. Blade menyediakan sebagian permukaan untuk fotosintesis. Beberapa alga coklat dilengkapi dengan pelanpung yang mempertahankan blade agar tetap berada dekat permukaan air. Jauh dari zona intertidal dalam perairan yang lebih dalam, hidup rumput laut raksasa yang dikenal sebagai kelp. Bagian batang alga coklat ini panjangnya bisa mencapai 60 m.

3) c. Struktur tubuh alga merah (Rodhophyta)
Contoh:
a. 3. Polysiphonia, suatu alga berfilamen

http://www.botany.hawaii.edu/faculty/webb/BOT311/Rhodophyta/PolysiphoniaVeg240.jpg
http://www.botany.hawaii.edu/faculty/webb/BOT311/Rhodophyta/PolysiphoniaMicroTip240.jpg
Sebagian besar alga merah adalah multiseluler, dan yang terbesar menjadi bagian dari “rumput laut” bersama alga coklat, meskipun tidak ada alga merah yang sebesar alga coklat raksasa (kelp). Banyak diantara thallus alga merah berfilamen, sering kali bercabang dan saling terpilin dalam pola renda yang rumit, sperti Laminaria. Dasar thallus umumnya terdeferensiasi sebagi sebuah holdfast sederhana.
4) c. Struktur tubuh alga pirang ( Chrysophyta)
Contoh: a. Dinobryon

http://protist.i.hosei.ac.jp/PDB/images/Heterokontophyta/Dinobryon/sertularia/sp_4d.jpg

Alga pirang (golden algae) yang dihasilkan oleh karoten kuning dan cokelat serta pigmen asesoris xantofil. Sel-selnya berciri khas sebagai biflagellata (atau berflgella ganda), di mana kedua flagellanya terpaut dekat salah satu ujung sel tersebut. Dinobryon adalah anggota kelompok alga pirang yang hidupnya di air tawar. Spesies ini membentuk koloni, akan tetapi genus itu juga mencakup spesies yang uniseluler. Sebagian alga pirang adalah uniseluler.
2. STRUKTUR TUBUH JAMUR (FUNGI)
Ciri-ciri jamur:
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.
Struktur Tubuh

http://visual.merriam-webster.com/images/plants-gardening/plants/mushroom/structure-mushroom.jpg
Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnya jamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu menjadi tubuh buah.
Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik. Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan substrat.

3. Struktur Tubuh Lumut Kerak (Lhichenes)

.
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/7/77/N2_Lichen.jpg/230px-N2_Lichen.jpg
Struktur tubuh lichenes secara vegetatif terdiri dari
- Soredia, terdapat pada bagian medulla yang keluar melalui celah kulit.
Diameternya sekitar 25 – 100 mì , sehingga soredia dapat dengan mudah diterbangkan angin dan akan tumbuh pada kondisi yang sesuai menjadi tumbuhan licenes yang baru. Jadi pembiakan berlangsung dengan perantaraan soredia. Soredia itu sendiri merupakan kelompok kecil sel-sel gangang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi satu badan yang dapat terlepas dari induknya. Soredia ini terdapat di dalam soralum.
2002 digitized by USU digital library 5
Potongan Lobaria pulmonaria. Bagian hitam yang membengkak disebut cephalodium dan struktur bentuk mahkota adalah soralium dengan bentuk bola kecil soredia di atasnya. Lapisan hijau adalah koloni alga.
- Isidia
Isidia berbentuk silinder, bercabang seperti jari tangan dan terdapat pada kulit luar. Diamaternya 0,01 – 0,03 mì dan tingginya antara 0,5 – 3 mì. Berdasarkan kemampuannya bergabung dengan thallus, maka dalam media perkembangbiakan, isidia akan menambah luas permukaan luarnya. Sebanyak 25 – 30 % dari spesies foliose dan fructicose mempunyai isidia. Proses pembentukan isidia belum diketahui, tetatpi ianggap sebagai faktor genetika.
- Lobula
Lobula merupakan pertumbuhan lanjutan dari tahllus lichenes yang sering dihasilkan di sepanjang batas sisi kulit luar. Lobula ini dapat berkembang dengan baik pada jenis foliose, Genus Anaptycia, Neproma, Parmelia dan Peltigera. Lobula sangat sukar dibedakan dengan isidia.
- Rhizines
Rhizines merupakan untaian yang menyatu dari hifa yang berwarna kehitam-hitaman yang muncul dari kulit bagian bawah (korteks bawah) dan mengikat thallus ke bagian dalam. Ada dua jenis rhizines yaitu bercabang seperti pada Ctraria, Physcia dan Parmelia dan yang tidak bercanag terdapat pada Anaptycis dan beberapa Parmelia.
- Tomentum
Tomentum memiliki kepadatan yang kurang dari rhizines dan merupakan lembaran serat dari rangkaian akar atau untaian yang renggang. Biasanya muncul pada lapisan bawah seperti pada Collemataceae, Peltigeraceae dan Stictaceae.
- Cilia
Cilia berbentuk seperti rambut, menyerupai untaian karbon dari hifa yang muncul di sepanjang sisi kulit. Cilia berhubungan dengan rhizines dan hanya berbeda pada cara tumbuh saja.
- Cyphellae dan Pseudocyphellae
Cypellae berbentuk rongga bulat yang agak besar serta terdapat pada korteks bawah dan hanya dijumpai pada genus Sticta. Pseudocyphellae
2002 digitized by USU digital library 6
mempunyai ukuran yang lebih kecil dari cyphellae yaitu sekittar 1 mì dan terdapat pada korteks bawah spesies Cetraria, Cetralia, Parmelia dan Pasudocyphellaria. Rongga ini berfungsi sebagai alat pernafasan atau pertukaran udara.
- Cephalodia.
Cephalodia merupakan pertumbuhan lanjutan dari thallus yang terdiri dari alga-alga yangg berbedadari inangnya. Pada jenis peltigera aphthosa, cephalodia mulai muncul ketika Nostoc jatuh pada permukaan thallus dan terjaring oleh hifa cephalodia yang berisikan Nostoc biru kehijauan. Jenis ini mampu menyediakan nitrogen thallus seperti Peltigera, Lecanora, Stereocaulon, Lecidea dan beberapa jenis crustose lain.

BAB III
PERKEMBANGAN THALLOPHYTA
1. Reproduksi alga hijau (Chrorophyta)
1. a. Chlamydomonas, uniseluler soliter.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora dan reproduksi seksual dengan konjugasi (perhatikan gambar berikut ini).

http://www.e-dukasi.net/mol/datafitur/modul_online/MO_134/images/gbrh21a.jpg
Siklus hidup Chlamydomonas.
Alga hijau uniseluler ini menunjukkan reproduksi seksual dan juga aseksual. Gamet secara struktural identik, suatu kondisi yang dikenal sebagai isogami.
Reproduksi aseksual dengan membentuk zoospora :
1) Suatu sel Chlamydomonas dewasa adalah haploid.
2) ketiks suatu sel dewasa bereproduksi secara aseksual, sel tersebut akan meresorbsikan flagelanya dan kemudian akan membelah dua kali melali mitosis, membentuk empat sel (lebih banyak lagi pada beberapa spesies)
3) Sel-sel anak ini membentuk flagella dan dinding sel, kemudian dari dinding sel induk muncul zoospora yang mampu berenang. Zoospore itu tumbuh menjadi sel haploid dewasa, yang menyelesaikan siklus hidup aseksual. Reproduksi seksual dipicu oleh kekurangan makanan, pengeringan kolam, atau bebrapa tekananan lainnya.
Reproduksi seksual dengan konjugasi.
4) Didalam dinding sel induk, pembelahan mitosis menghasilkan banyak gamet haploid.
5) Setelah dilepaskan, gamet dari jenis pasangan kawin yang saling berlawanan (ditandai dengan + dan -) berpasangan dan saling menempel. Penyatuan (singami) isogamet terjadi secara perlahan-lahan, yang membentuk zigot diploid.
6) Yang menskresi suatu selubung yang kuat untuk melindungi sel itu dari kondisi yang tidak menguntungkan.
7) Ketika zigot menuntaskan dormasinya, meiosis menghasilkan empat individu haploid (dari dari masing-masing jenis pasangan kawin) yang muncul dari selubung tersebut dan tumbuh menjadi sel-sel dewasa.
1. b. Volvox, uniseluler berkoloni.
Reproduksi aseksual dengan fragmentasi.
Reproduksi aseksual berlangsung dengan cara pementukan anak koloni. Mula-mula sel-sel tertentu membesar, kemudian tumbuh ke arah, dalam membentuk anak koloni-koloni baru ini akan terlepas pada saat koloni induk pecah.

Koloni Volvox yang mengandung anak koloni.
http://courses.bio.psu.edu/fall2005/biol110/tutorials/tutorial30_files/volvox.jpg
Reproduksi seksual dengan konjugasi sel-sel gamet.
Reproduksi secara seksual terjadi melalui oogami.

http://www.jochemnet.de/fiu/bot4404/Chl_VolvoxReprosex.gif
Sel-sel tertentu seperti yang membentuk koloni membesar dan berkembang menjadi sel telur. Sperma dihasilkan oleh koloni yang sama atau koloni lain. Selanjutnya sel-sel sperma berenang menuju sel telur dan membuahinya membentuk zigot. Untuk sementara waktu zigot mengalami masa istirahat. Zigot yang bersifat dorman ini memiliki dinding yang tebal dengan ujung tonjolan-tonjolan, seperti duri yang aktif kembali kemudian mengalami meiosis menghasilkan zoospore yang bersifat haploid.

1. c. Spyrogyra Multiseluler berbentuk filament
Reproduksi vegetatif dengan fragmentasi.
Spyrogyra tidak membentuk zoospora ataupun sel berflagela. Setiap sel penyusun filament ganggang ini memiliki kemampuan membelah namun pembelahan sel untuk membentuk filamen baru terjadi secara alami bila filament patah oleh badai atau gangguan lain.
Reproduksi seksual dengan konjugasi.
:( www.e-dukasi.net)
Konjugasi pada Spirogyra
Adapun langkah-langkah konjugasi antara lain
Dua benang saling berdekatan, sel yang berdekatan saling membentuk tonjolan. Ujung kedua tonjolan yang bersentuhan saling melebur membentuk saluran konjugasi. Lewat saluran itu terjadilah aliran protoplasma dari satu sel ke sel yang lain. Kedua plasma melebur, disebut peristiwa plasmogami dan segera diikuti oleh peleburan inti yang disebut kariogami. Hasil peleburan membentuk zigospora diploid. Zigospora mengalami meiosis dan ditempat yang sesuai berkembang menjadi benang Spirogyra baru yang haploid.
1. d. Ulva Chlorophyta berbentuk lembaran.
Berkembangbiak secara vegetatif dengan menghasilkan spora dan spora tumbuh menjadi Ulva yang haploid (n), Ulva haploid disebut gametofit haploid.

http://courses.bio.psu.edu/fall2005/biol110/tutorials/tutorial30_files/figure_28_25.gif
Siklus hidup Ulva: suatu contoh pegiliran generasi isomorfik. Generasi seksual haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit), identik dengan penampakan (isomorfik),
1. Gametofit menghasilkan
2. gamet, membentuk
3. zigot melalui singami.
4. Zigot berkembang menjadi sporofit, kemudian berkembang menjadi sporangia.
5. Sporangia menghasilkan sel-sel reproduksi yang disebut zoospore.
6. Sel-sel ini berkembang secara langsung menjadi gametofit.

2. Reproduksi alga coklat (Paeophyta)
Laminaria

http://kentsimmons.uwinnipeg.ca/16cm05/1116/16protists_files/image032.jpg
Siklus hidup Laminaria: contoh pegiliran generasi heteromorfik.
1) Sporofit rumput laut ini imumnya ditemukan dalam air tepat dibawah garis pasang terendah, yang menempel pada batu dengan holdfast.
2) Pada awal musim semi, pada akhir musim tumbuh utama, sel-sel pada permukaan daun bekemabang menjadi sporangia yang,
3) Mengahasilkan spora melalui meiosis.
4) Semua zoospore mirip dalam hal struktur, akan tetapi separuh dari mereka dapat berkembang menjdi suatu gametofit jantan dan separuh lagi menjadi gametofit betina. Gametofit itu sama sekali tidak mirip sporofit, filamen pendek bercabangyang tumbuh diatas permukaan batu subtidal, yang sering kali terjalin satu dengan yang lainnya.
5) Gemetofit jantan melepaskan sperma dan gametofit betina menghasilkan sel telur, yang tetap terpaut pada gametofit tersebut. Sel telur mensekresikan sinyal kimia yang menarik sperma spesies yang sama, dengan demikian kemungkinan meningkatkan penyatuan gamet dilautan.
6) Sperma membuahi telur, dan
7) zigot tumbuh menjadi sporofit baru, yang memulai kehidupannya dengan terpaut pada sisa-sisa gametofit betina yang lama.

3. Reproduksi alga merah (Rhodophyta)
Siklus hidup sangat beraneka ragam pada alga merah. Karena tidak memiliki flagella, gamet hanya mengandalkan arus air untuk dapat menyatu. Pegiliran generasi sangat umum terjadi pada alga merah.

4. Reprodoksi alga pirang ( Chrysophyta)
Pada alga pirang genus air tawar Dinobryon, jika kerapatan sel mencapai suatu level yang tinggi, banyak spesies membentuk sista resisten yang dapat tetap bertahan selama beberapa dekade.
2. Reproduksi pada jamur (fungi)
Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif).
Secara aseksual, jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan tumbuh menjadi jamur dewasa.
Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis.
http://www.free.vlsm.org/v12/sponsor/Sponsor
Pendamping/Praweda/Biologi/0024%20Bio%201-5a.htm

3. Reproduksi pasa Lumut Kerak (Lichenes)
Perkembang biakan Lichenes melalui tiga cara;

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d7/Lichen_reproduction.jpg/230px-Lichen_reproduction.jpg
a. Secara Vegetatif
• Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memisahkan bagian tubuh yang telah tua dari induknya dan kemudian berkembang manjadi individu baru. Bagian-bagian tubuh yang dipisahkan tersebut dinamakan fragmen.
• Isidia. Kadang-kadang isidia lepas dari thalus induknya yang masing-masing mempunyai simbiont. Isidium akan tumbuh menjadi individu baru jika kondisinya sesuai.
• Soredia adalah kekompok kecil sel-sel ganggang yang sedang membelah dan diselubungi benang-benang miselium menjadi suatu badan yang dapat terlepas dari induknya. Lichenes yang baru, memiliki karakteristik yang sama dengan induknya.

b. Secara Aseksual
Metode reproduksi aseksual terjadi dengan pembentukan spora yang sepenuhnya bergantung kepada pasangan jamurnya. Spora yang aseksual disebut pycnidiospores. Pycnidiospores ukurannya kecil, spora yang tidak motil, yang diproduksi dalam jumlah yang besar disebut pygnidia. Pygnidia ditemukan pada permukaan atas dari tallus yang mempunyai suatu celah kecil yang ternbuka yang disebut Ostiole. Dinding dari pycnidium terdiri dari hifa yang subur dimana jamur pygnidiospore berada pada ujungnya. Tiap pycnidiospore menghasilkan satu hifa jamur jika bertemu dengan alga yang sesuai terjadi perkembangan menjadi Lichenes yang baru.

c. Secara Seksual
Perkembangbiakan seksual pada Lichenes hanya terbatas pada pembiakan jamurnya saja. Jadi, yang mengalami perkembangan secara seksual adalah kelompok jamur yang membangun tubuh Lichenes.
http://blue5black8heart7.wordpress.com/2007/11/28/lichenes/

EVALUASI
1. Apakah yang dimaksud dengan Thallophyta?
2. Sebutkan macam-macam alga!
3. Jelaskan struktur tubuh dan bagian-bagan dari alga hijau!
4. Jelaskan struktur tubuh dan bagian-bagan dari alga coklat!
5. Jelaskan struktur tubuh dan bagian-bagan dari jamur!
6. Jelaskan struktur tubuh dan bagian-bagan dari lumut kerak!
7. Sebutkan cara reproduksi pada alga hijau! Dan jelaskan!
8. Sebutkan cara reproduksi pada alga coklat! Dan jelaskan!
9. Sebutkan cara reproduksi pada jamur! Dan jelaskan!
10. Sebutkan cara reproduksi pada lumut kerak! Dan jelaskan!

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece, Mitchell. Biologi/ Edisi Kelima/ Jilid 3. Jakarta: Erlangga,2004
Hamim,C. Sulistyaningsih Yohana, Perkembangan Tumbuhan/ Edisi Kesatu, Jakarta: Universitas Terbuka.
Kamus Lengkap Biologi, Surabaya: Tim Kashiko,2002
http://www.google.com

GLOSARIUM
Flagella :tonjolan gerak yang dapat digerakkan kesegala arah
Fragmentasi : pembiakan aseksual denag jalan membelah menjadi beberapa bagian
Isogami :semua ge\amet secara morfologi tampak serupa, tidak dapat dibedakan antara gamet jantan dan gamet betina walaupun secara genetic berbeda. Gamet dibedakan dengan notasi + dan gamet –
Konjugasi :bentuk pembiakan seksual antara dua sel yang sama bentuk
Oogami :gamet berukuran besar tidak berflagella sehingga bersifat nono motil, sedangkan gamet yang berukuran kecil ada yang berflagella atau tidak berflagella, gamet yang berukuran besar dan non motil tesebut ditentukan sebagai sel telur sedangkan yang lebih kecil sebagi sel sperma
Thallophyta :suatu phylum dari tumbuhan yang tubuhnyadibina atas benag halus yang disebut thallus
Thallus :benang halus, dibina atas sel-sel memanjang yang bersifat muda, tidak tergenerasi